Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar berbagai nasihat kesehatan yang diwariskan dari orang tua atau lingkungan sekitar. Sayangnya, tidak semua nasihat tersebut benar secara medis. Banyak dari informasi tersebut hanyalah mitos, tetapi masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat.

PAFI Gunung Tabur (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) menilai bahwa salah kaprah dalam informasi kesehatan bisa berdampak buruk, mulai dari penanganan yang tidak tepat hingga pengambilan keputusan yang membahayakan. Karena itu, PAFI mengajak masyarakat untuk mengenali mitos-mitos kesehatan yang umum dan menggantinya dengan fakta medis yang benar.

1. Mitos: Minum es menyebabkan batuk dan pilek

Ini mungkin salah satu mitos paling sering didengar di Indonesia. Faktanya, batuk dan pilek disebabkan oleh infeksi virus, bukan karena minum es atau makan makanan dingin.

PAFI Gunung Tabur menjelaskan bahwa minuman dingin tidak secara langsung menyebabkan sakit. Namun, pada beberapa orang dengan daya tahan tubuh rendah atau memiliki kondisi tertentu (seperti alergi), konsumsi es bisa memicu reaksi ringan, tapi bukan penyebab utama batuk atau pilek.

2. Mitos: Makan udang dan minum vitamin C bisa menyebabkan keracunan

Mitos ini sudah menyebar sejak lama. Masyarakat percaya bahwa kombinasi antara udang dan vitamin C bisa membentuk senyawa beracun yang mematikan. Padahal, tidak ada bukti ilmiah kuat yang mendukung klaim ini.

PAFI Gunung Tabur menegaskan bahwa makan udang dan mengonsumsi vitamin C tidak akan menimbulkan bahaya, kecuali jika udangnya tidak segar atau sudah terkontaminasi.

3. Mitos: Luka jangan dibasahi air agar cepat sembuh

Banyak orang percaya bahwa luka harus dijaga tetap kering agar tidak infeksi. Namun, faktanya, mencuci luka dengan air bersih dan sabun ringan justru penting untuk mencegah infeksi.

Menurut PAFI Gunung Tabur, luka yang bersih akan sembuh lebih cepat. Setelah dicuci, luka bisa ditutup dengan perban steril untuk melindunginya dari kuman.

4. Mitos: Banyak tidur saat sakit adalah yang terbaik

Tidur memang membantu proses pemulihan, tetapi terlalu banyak tidur juga bisa membuat tubuh justru menjadi lemah. Yang terpenting adalah cukup istirahat, bukan berlebihan.

PAFI Gunung Tabur menyarankan agar tetap aktif ringan saat sakit, seperti berjalan pelan di dalam rumah atau melakukan peregangan ringan, kecuali ada saran dokter untuk bed rest total.

5. Mitos: Gula merah lebih sehat daripada gula putih

Banyak yang menganggap gula merah lebih aman bagi penderita diabetes. Kenyataannya, baik gula merah maupun gula putih memiliki kalori dan dampak yang serupa terhadap kadar gula darah.

PAFI Gunung Tabur menekankan bahwa penderita diabetes tetap harus membatasi semua jenis gula, termasuk yang dianggap “alami” seperti gula merah atau madu.

6. Mitos: Berkeringat berarti racun keluar dari tubuh

Keringat adalah mekanisme tubuh untuk mendinginkan suhu, bukan untuk membuang racun. Racun dalam tubuh umumnya dikeluarkan melalui hati dan ginjal, bukan lewat keringat.

Jadi, meski berkeringat saat olahraga baik untuk kesehatan, bukan berarti tubuh sedang “mendetoks racun” seperti yang banyak orang percaya.

Mengapa Mitos Ini Bertahan?

Menurut PAFI Gunung Tabur, salah satu alasan mitos kesehatan bertahan adalah karena informasi tersebut sering diturunkan dari generasi ke generasi tanpa dicek kebenarannya. Apalagi di era digital, informasi tidak benar bisa menyebar dengan sangat cepat.

Selain itu, ada rasa percaya yang kuat terhadap pengalaman pribadi atau saran orang tua, sehingga sulit bagi sebagian orang untuk menerima fakta baru meski sudah ada bukti ilmiah.

Peran PAFI Gunung Tabur dalam Melawan Misinformasi

Sebagai bagian dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, PAFI Gunung Tabur aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah informasi kesehatan. Melalui sosialisasi, media digital, hingga penyuluhan langsung, PAFI terus menyebarkan informasi medis yang benar dan mudah dipahami.

PAFI percaya bahwa masyarakat yang teredukasi dengan baik akan lebih cerdas dalam mengambil keputusan terkait kesehatan, termasuk dalam menghadapi informasi yang tidak benar.

Mitos kesehatan memang sering terdengar meyakinkan, apalagi jika sudah menjadi bagian dari kebiasaan turun-temurun. Namun, di era informasi seperti sekarang, penting bagi kita untuk mencari tahu kebenarannya sebelum percaya begitu saja.

PAFI Gunung Tabur mengajak semua masyarakat untuk lebih kritis dalam menerima informasi kesehatan. Jika ragu, selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional agar tidak terjebak dalam mitos yang justru bisa merugikan.

Karena sehat bukan hanya soal fisik, tapi juga soal pengetahuan yang benar.